Kawasan Labuan Bodil, Kolang – Tapteng (Foto : Syafriwal Marbun)
|
TAPTENG, (GemaMedianet.com) — Oleh : *) Syafriwal Marbun
Pada
festival “Gondang Batak” di Balige/Soposurung beberapa tahun yang lalu,
Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara mengirim Tim Gondang Batak dari Hurlang, dan
mengejutkan semua peserta lain. Gondang Hurlang berbeda ritmenya dengan gondang
Batak lainnya, sedikit mendayu-dayu dengan hentak gondang yang gemulai.
Bertolak belakang dengan gondang Batak ala Toba yang dinamis. Ini adalah
kekayaan lain seni Tapteng, disamping yang banyak lainnya.
Kolang
disamping itu juga memiliki banyak objek wisata khas, semisal aktifitas warga
pegunungan di perbatasan Tapanuli Utara, yang saat ini masih banyak memakai Kuda
untuk berhubungan antar desa, juga beberapa air terjun (Dabuan Bodil) di hulu Aek Kolang yang belum dikembangkan, Silaklak
di Desa Unte Mungkur yang penuh misteri, juga aliran sungai Kolang yang tembus
ke lautan Hindia melewati Hutari,
Sijambu Jambu dan bermuara di Muara Kolang yang indah ditelusuri.
Sejarah
dari Kerajaan Kolang dan Kerajaan Bukik Sorkam (Klan Batubara) pun sungguh amat
memukau. Cerita dua kerajaan yang lama berseteru, pada tahun 1693 baru bisa
bersatu di bawah Raja Muda Sorkam, kedua kerajaan ini dikembarkan dan sangat
disegani. Kedua kerajaan ini saling mengisi, dan sangat makmur.
Sama
halnya dengan kecamatan lainnya di Tapteng, kawasan Kolang juga telah diplot
menjadi kawasan Perkebunan Sawit yang dikuatirkan akan merusak keseimbangan
alam Tapteng nantinya. Bahkan, merusak ekosistem yang telah terbangun semenjak
ratusan ribu tahun yang lalu.
Kolang
adalah cetak biru dari kesempurnaan alam Tapteng, memiliki semua tipikal alam
yang lengkap, baik sisi pegunungan nya yang indah maupun sisi lautnya yang
belum banyak terjamah. Selain kawasan pesisir dan pantai yang variatif, Kolang
juga tak habis-habisnya menyuguhkan pilihan lain di daratan, seperti sungai,
hutan, dan lautan.
Saya
sedikit kurang beruntung ketika berkunjung pertama kali ke Dabuan Bodil. Bagian
yang semestinya adalah air terjun saat itu tidak mencurahkan air sesuai
harapan. Memang tidak seberapa besar dibandingkan air terjun lainnya, karena
saat itu debit airnya sangat kecil. Situasinya menjadi begini, karena menurut
masyarakat sekitar ketika saya datang curah hujan sedang kecil, saat musim
hujan akan meningkat dan air terjunnya akan terbentuk dan besar kembali.
Dabuan
Bodil yang dipromosikan sebagai tujuan utama wisata di Kolang adalah sebuah
palung sungai yang memiliki cekungan dalam memiliki potensi bagus untuk tujuan
wisata sungai jika benar-benar diberi sentuhan lebih serius oleh pihak terkait,
tentunya dengan tidak mengotak-atik sisi alamiahnya.
Syukur
memang sewaktu saya mendatangi Dabuan Bodil ini belum banyak sentuhan manusia
di sekitar aliran sungai, sehingga masih alami. Semoga ke hulu sungai juga
demikian.
Melihat
banyaknya bukit-bukit arah ke hulu, asumsi saya pasti masih ada air terjun yang
lain di hulu sana, yang sampai kini mungkin belum banyak dikunjungi masyarakat
luar daerah Tapteng.
Dabuan
Bodil terletak di Desa Batu Leap Kecamatan Kolang Kabupaten Tapanuli Tengah.
Akses ke tempat ini tergolong mudah. Setidaknya sepeda motor dan mobil masih
mampu menerobos medan hingga ke lokasi. Meski jalan sedang dalam tahap
perbaikan, namun itu bukan masalah berarti. Kolang sendiri berada di jalan
lintas Sibolga - Barus, sekitar 22 Km dari Kota Sibolga atau 32 Km dari Kota
Pandan (Tapteng).
Ini
baru sepotong alam Kolang saya telusuri, dan menurut masyarakat Kolang sendiri
kita akan lebih terpukau bila menyusuri sungai agak ke hilir. Sejarah akan
berulang, karena mereka yang tinggal di hilir sana masih seperti masa dahulu,
belum banyak tersentuh peradaban moderen !
Oh
rasanya ingin segera ke sana. (*/Penulis Pemerhati Budaya Tapteng - Sibolga)
0 comments:
Posting Komentar