PADANG, (GemaMedianet.com) — Direktur WALHI Sumbar,
Uslaini dalam press releasenya menyebutkan, bahwa tumpahan minyak sawit ini
membahayakan karena CPO mengandung BOD (Biological Oxigen Demand) yang tinggi
dan tentu sangat berbahaya bagi biota laut. Apalagi, kawasan Teluk Bayur dan
perairan sekitarnya merupakan kawasan yang kaya akan ikan Pelagis, yaitu jenis
ikan yang hidup di perairan dangkal dengan kedalaman 0 - 200 meter.
"Keberadaan
minyak kelapa sawit ini tentu akan mempengaruhi jenis ikan ini yang dapat
menyebabkan ikan ini keracunan dan mati," tukasnya, kemarin.
Uslaini
mengatakan, molekul minyak sawit juga akan menghalangi cahaya matahari dan
oksigen masuk ke laut. Hal ini akan berpengaruh bagi terumbu karang dan biota
bawah laut lainnya. "Terhalangnya cahaya matahari dan oksigen tentu akan
mempengaruhi proses fotosintesis dan respirasi biota laut dan dalam jangka
panjang akan memicu terjadinya coral bleaching dan kematian biota laut,"
terangnya.
Keberadaan
minyak sawit ini menurut Uslaini, juga akan mempengaruhi jenis mamalia laut dan
kura-kura. Di mana kawasan perairan sekitar Teluk Bayur juga merupakan habitat
kura-kura. Minyak sawit akan masuk ke dalam paru-paru mamalia dan reptil laut
sehingga menyebabkan keracunan dan mati.
"Bioplankton
dan mikroorganisme laut yang ada di permukaan akan langsung mati dan ini akan
berpengaruh terhadap ikan-ikan yang ada di sekitar perairan ini dan tentunya
akan menganggu rantai makanan bagi ekosistem di sana," jelasnya.
Lebih
jauh Uslaini mengatakan, cemaran minyak sawit juga akan mempengaruhi jenis
burung yang selama ini mencari ikan sebagai sumber makanan mereka di kawasan
ini. Mereka akan memakan ikan yang sudah keracunan atau tercemar minyak sawit
sehingga burung camar atau bangau akan ikut teracuni.
"Cemaran
minyak kelapa sawit ini berpotensi melebar karena berada di permukaan sehingga
mudah dibawa arus laut apalagi kondisi cuaca di Kota Padang saat ini hujan dan
berangin kencang. Hal ini tentu akan mempengaruhi kerja tim dalam membersihkan
tumpahan minyak sawit ini," katanya.
Uslaini
mengatakan, terkait dengan kelalaian perusahaan dalam mengelola usahanya
sehingga menimbulkan pencemaran, pemerintah provinsi perlu bertindak tegas
untuk mengevaluasi izin lingkungan yang dimiliki oleh perusahaan. Perlu segera
dilakukan review terhadap dokumen lingkungan perusahaan khususnya dalam hal
pencegahan dan pengendalian dampak lingkungan dari usaha perusahaan.
Seperti diketahui, saat ini, sekitar lebih kurang 3000 ton minyak sawit tumpah di sepanjang Pantai Teluk Bayur. Kejadian bermula ketika pipa dari terminal minyak ke tangki timbun bocor akibat tekanan tinggi. Sehingga tangki pecah dan mengakibatkan minyak CPO tumpah ke laut. Berdasarkan informasi yang diperoleh, kebocoran tersebut diduga karena kurang safetynya prosedur kerja di PT Wira Inno Mas (WIM). (Charlie/Hms)
Seperti diketahui, saat ini, sekitar lebih kurang 3000 ton minyak sawit tumpah di sepanjang Pantai Teluk Bayur. Kejadian bermula ketika pipa dari terminal minyak ke tangki timbun bocor akibat tekanan tinggi. Sehingga tangki pecah dan mengakibatkan minyak CPO tumpah ke laut. Berdasarkan informasi yang diperoleh, kebocoran tersebut diduga karena kurang safetynya prosedur kerja di PT Wira Inno Mas (WIM). (Charlie/Hms)
0 comments:
Posting Komentar