SOLSEL, (GemaMedianet.com) — Sebanyak 18 orang wartawan yang bertugas
di Solok Selatan (Solsel), dan Bagian Humas Sekdakab lakukan kunjungan ke
Harian Republika di Jakarta. Kunjungan tersebut dipimpin Asisten III Sekdakab
Solsel, Yul Amri yang didampingi Plt.Kabag Humas, Firdaus Firman, Kasubag
Protokol, Tyhson dan Kabid Pengembangan Destinasi Wisata Disparbud Solsel, Elia
Nora.
Asisten III Sekdakab Solsel, Yul Amri dikesempatan
itu menyebutkan, disamping bertukar informasi dan perkembangan jurnalistik, sekaligus
juga menyampaikan program prioritas daerah. "Saat ini Pemkab Solsel tengah
fokus melakukan perbaikan infrastruktur dan membenahi potensi objek wisata,"
ungkap Yul Amri, Rabu (9/8/2017).
Ia juga mengatakan, awak media merupakan
ujung tombak dalam mempromosikan objek wisata. Sebab itu, betapa pun bagusnya
objek wisata, jika tidak diinformsikan tidak akan berdampak signifikan.
Apalagi saat ini, sebutnya, salah satu
objek wisata perkampungan adat tradisional Saribu Rumah Gadang (SRG) di Solsel
masuk nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) dari 10 kampung adat di
Indonesia yang masuk nominasi. “Dari data hingga akhir Juli 2017, SRG masih
menempati urutan pertama. Semoga saja hingga batas waktu bisa bertahan minimal
diperingkat tiga besar," ungkapnya.
Dengan demikian, dukungan media sangat
dibutuhkan apalagi dengan dukungan media nasional. "Sinergi dan kerjasama
yang baik, tentunya akan berdampak baik pula nanti," katanya.
Ia menambahkan, selain itu Pemkab Solsel
memiliki salah satu kesamaan dengan Harian Republika, yakni mempunyai visi misi
religius. "Republika salah satu media yang mengusung nilai Islam dari awal
berdirinya hingga sekarang. Saya pribadi, untuk media nasional. Republika
merupakan bacaan wajib yang saya percayai independen dan kredibilitasnya,"
tandasnya.
Pemkab Solsel dalam mewujudkan masyarakat
yang religius, membuat berbagai program dan terobosan. "Meramaikan masjid
dengan kegiatan majlis taklim, memberikan honor imam dan garin masjid, serta
akan membangun Masjid Agung," terangnya.
Sementara, Redaktur Pelaksana Harian
Republika, Subroto didampingi Redaktur Nasional, Hafil menyebutkan sejak
berdiri pada 1993, Republika awalnya sebagai koran dan kemudian berkembang
menjadi media siber serta penerbit buku. "Awal berdirinya bertujuan sebagai
media saluran komunitas Muslim di Indonesia yang menjadi wadah bacaan
terpercaya, dan selalu menjaga independensi pemberitaan. Ideologi itu lah yang
masih dipertahankan sampai sekarang, sehingga bisa bertahan di tengah kuatnya
persaingan bisnis media massa," tuturnya.
Dan untuk menjaga hal itu, jelasnya,
setiap wartawan dibekali buku panduan dan materi khusus selain belajar kode
etik pemberitaan. Bahkan untuk menjaga independensi, wartawan tidak boleh
tergabung dalam organisasi politik sehingga tidak masuk dalam ritme politik. “Alhamdulillah,
dengan menjaga kepercayaan itu, dari segi bisnis oplah koran bertambah dan
omset iklan juga demikian," terangnya.
Ia juga menyatakan, kesiapan Republika
untuk publikasi potensi wisata Solsel. Menurutnya,
Solsel memiliki kekayaan alam dan kebudayaan, dan karenanya dalam pengembangan
daerah Republika siap mendukung serta mewujudkannya. “Jika dibandingkan dari
daerah lain di Indonesia, Solsel memiliki potensi yang bagus. Sekarang, tinggal
mengemas dengan baik," pungkasnya. (okt)
0 comments:
Post a Comment