SOLSEL, (GemaMedianet.com) —
Bupati Solok Selatan (Solsel) H. Muzni
Zakaria melakukan kunjungan kerja ke Pemkab Purwakarta, Kamis (10/8/2017). Dalam kunjungan kerja itu bupati mengikutsertakan awak media, Asisten
III Yul Amri, Plt.Kepala Bagian Humas, Firdaus Firman, Kabid Pengembangan
Destinasi Wisata, Disparbud, Elia Nora.
Bupati Solsel, H.Muzni Zakaria mengatakan
dipilihnya Purwakarta karena daerah ini begitu cepat berkembang
berkat terobosan-terobosan kepemimpinan Bupati Kang
Dedi Mulyadi. I mengaku sudah sejak lama berkeinginan bisa
belajar dari Pemkab Purwakarta dalam pengembangan dan pengelolaan pariwisata,
namun baru kali dapat terwujud.
Ia juga menyampaikan, Solsel memiliki kekayaan alam dan budaya yang berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Seperti kawasan Perkampungan Adat Saribu Rumah Gadang (SRG) dan Gunung Kerinci, serta Gua Batu Kapur terbesar di Sumbar yang memiliki seribu warna yakni bernama Gua Batu Kapal.
Ia juga menyampaikan, Solsel memiliki kekayaan alam dan budaya yang berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Seperti kawasan Perkampungan Adat Saribu Rumah Gadang (SRG) dan Gunung Kerinci, serta Gua Batu Kapur terbesar di Sumbar yang memiliki seribu warna yakni bernama Gua Batu Kapal.
Bupati menyebutkan, pihaknya tengah fokus meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat dengan peningkatan akses infrastruktur, termasuk akses jalan. Jika akses infrastruktur sudah bagus, maka secara langsung berdampak pada kunjungan wisatawan yang datang ke Solsel. "Apabila Pemkab Purwakarta ingin berkunjung ke Solsel kami siap, sebab objek wisata Solsel salah satu sorga tersembunyi di Sumbar," terangnya.
Di kesempatan yang sama, Kepala Bappeda Purwakarta, Tri Hartono menyebutkan, Pemkab Purwakarta merupakan kabupaten terkecil di Jawa Barat (Jabar). Setelah ada pemekaran Pangandaran, menjadi kabupaten dua terkecil dengan 17 kecamatan dan 183 desa.
Purwakarta sebelumnya bergantung pada sektor pertanian, namun sejak 10 tahun terakhir industri pengolahan menjadi potensi ekonomi utama masyarakat. Potensi lain, industri otomotif dan tekstil. "Kendati potensi itu tidak masuk dalam pendapatan asli daerah (PAD), namun memberikan efek terserapnya tenaga kerja. Bahkan, pelaku perdagangan kecil juga ikut terbantu atas keberadaan industri itu, meski pun dana bagi hasil di pusat ibukota Jakarta," terangnya.
Ia menjelaskan, Purwakarta pada periode pertama kepemimpinan Kang Dedi di 2008 berfokus pada pengembangan infrastruktur hingga ke pelosok desa. Kemudian di periode kedua di 2013, secara tidak sengaja Taman Air Mancur Sribaduga mampu mendatangkan wisatawan hingga mancanegara. "Padahal, awalnya dibangun hanya untuk rekreasi masyarakat lokal seperti kawasan car free day dan kegiatan olahraga di pagi hari. Air mancur Sribaduga mulai ditata pada 2017, dengan memanfaatkan air yang ada di sana," terangnya.
Dalam pembangunannya Taman Air Mancur Sribaduga menghabiskan anggaran sekitar Rp.61 miliar, dan pengerjaannya selama empat tahun dengan luas lahan 4 hektare. Namun tidak masuk dalam PAD, dikarenakan memang ditujukan sebagai wisata masyarakat. Pemkab hanya mengkoordinir saja, namun dampaknya luar biasa bagi masyarakat. "Pengunjung bisa mencapai 15.000 orang tiap pekan, dengan kapasitas 8.000 pengunjung. Meski biaya operasional mencapai Rp.3 juta/pekan, namun biaya masuk digratiskan, baik pengunjung lokal maupun mancanegara," terangnya.
Untuk pengelolaan objek wisata selain aset Pemkab Purwakarta, sebutnya, diserahkan pada karangtaruna, dan pihak ketiga beserta masyarakat desa. Pergelaran air mancur dilakukan tiap Malam Minggu dengan dua sesi, tiap sesi sekitar 30 menit. "Hanya dua larangan di lokasi yakni tidak boleh bawa makan dan merokok," tukasnya.
Sementara dalam mewujudkan masyarakat yang religius, Pemkab Purwakarta sejak 2014 membuat aturan melalui Perbup, yakni setiap sekolah masuk pukul 06.00 WIB dan pulang lebih awal. "Tujuannya untuk membiasakan siswa dan orangtua bisa bangun lebih awal, sehingga bisa melakukan shalat Subuh. Kemudian para siswa bisa membantu orangtuanya, karena pulang sekolah lebih awal," pungkasnya. (okt)
0 comments:
Posting Komentar