PADANG,
(GemaMedianet.com)
– Kinerja
Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Padang yang dipimpin Fatriarman
Noer kembali
jadi sorotan dari wakil rakyat di Gedung Bundar Jalan Sawahan No.50 Padang.
Pasalnya,
persoalan banjir di sejumlah titik di Kota Padang masih terus terjadi sepanjang
waktu. Parahnya, meski perbaikan drainase sudah dianggarkan dan dilaksanakan,
namun hal itu tak menjamin terhentinya keluhan masyarakat terkait persolan
tersebut. Bahkan di beberapa kawasan tak perlu menunggu hujan dalam intensitas
yang tinggi, banjir segera mendera.
Seperti
terjadi saat banjir yang mendera Kota Padang pada Rabu, 31 Mei 2017, hampir
semua kecamatan di Kota Padang terendam banjir. Misalnya di kawasan Andalas,
Jati, Sawahan di Kecamatan Padang Timur. Lubuk Lintah, Anduring, di Kecamatan
Kuranji. Kawasan Mato Aie, Rawang di Kecamatan Padang Selatan. Kawasan Khatib
Sulaiman, Lolong di Kecamatan Padang Utara. Kawasan Pegambiran, Ampalu di
Kecamatan Lubuk Begalung. Kemudian Kurao Pagang, Tabing Banda Gadang di Kecamatan
Nanggalo.
Bahkan
ketinggian air ketika itu bervariasi mulai 30 sentimeter hingga 150 sentimeter.
Banjir yang terparah terjadi di Jondul Rawang, Kecamatan Padang Selatan.
Ketinggian air mencapai dada orang dewasa. Walhasil warga yang berada di
kawasan Rawang Jondul segera mengungsi ke gedung Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Teluk Bayur. Mereka sudah mengungsi sejak
dinihari.
Hal
itu mengemuka dalam hearing yang digelar Komisi III DPRD Kota Padang membidangi
pembangunan dan lingkungan hidup bersama jajaran Dinas PUPR Kota Padang, di
lantai II gedung DPRD setempat, Jum’at (2/6/2017).
Hearing
tersebut dipimpin Ketua Komisi III, Zulhardi Zakaria Latif serta dihadiri Wakil
Ketua DPRD Kota Padang, Wahyu Iramana Putra selaku Koordinator Komisi III. Sementara
dari Dinas PUPR Kota Padang, dihadiri langsung Kepala Dinas PUPR didmpingi Kepala
bidang Sumber Daya Air (Kabid SDA), Kabid Pembangunan dan Tata Ruang dan staf
PUPR Padang.
Menyikapi
kondisi yang terjadi, Wakil Ketua DPRD Kota Padang, Wahyu Iramana Putra selaku
Koordinator Komisi III di kesempatan itu mempertanyakan kinerja Dinas PUPR Kota
Padang yang dinilainya masih lamban dalam penanganan drainase di Kota Padang.
Sementara
Anggota Komisi III, Wismar Panjaitan mendesak Pemko Padang segera merevisi tata
ruang yang ada. Menurutnya, jarak antara hulu dan hilir dari air yang akan
kembali ke laut (Muara) sepanjang 11 kilometer. Di sisi lain, jarak waktu air
justeru mencapai 1,5 jam. “Jika hal ini masih dipertahankan, maka persolan
banjir akan terus mendera Kota Padang," tukas wismar.
Ia
mengaku, merasakan sendiri bagaimana banjir terjadi di Kawasan Gunung Pangilun
dan sekitarnya. Meski telah dikucurkan anggaran sebesar Rp.500 Juta untuk
perbaikan drainase di kawasan tersebut, namun kenyataannya banjir justeru
semakin menjadi-jadi. Menurutnya, kondisi itu mengisyaratkan bahwa perbaikan
drainase tak sesuai dengan harapan warga sekitar.
Bahkan,
politisi Partai Golkar ini tak segan-segan mengkritik penunjukan rekanan yang
menurut penilaiannya terkesan sudah dikondisikan. ”Saya berharap hal seperti
ini ke depannya harus diperbaiki,” tegas Wahyu.
Hal
senada juga disampaikan Amril Amin, anggota Komisi III lainnya. Menurutnya,
Dinas PUPR terkesan lamban merespon keluhan masyarakat. Ia mencontohkan, Jondul
Rawang sebagai salah satu kawasan paling parah terdampak banjir, hingga saat
ini belum terlihat adanya upaya dari Dinas PUPR untuk mengatasi persoalan
tersebut.
Di
sisi lain, Ketua Komisi III, Zulhardi Z Latif menilai perbaikan drainase harus
dilakukan seiring dan seimbang dengan pembangunan jalan. Menurutnya, selama ini
pembangunan jalan berjalan sendiri-sendiri. Ketika jalan direhabilitasi atau
dibangun, terkadang perbaikan drainase dikesampingkan. “Jika pola seperti masih
dibiarkan, banjir akan tetap menggenangi Kota Padang,” terangnya.
Seperti
diketahui untuk perbaikan drainase Dinas PUPR mendapat anggaran sebanyak Rp.12
miliar pada APBD 2017. Menurut Kepala Dinas PUPR, Fatriarman Noer seharusnya
dana perbaikan drainase tersebut tersedia sekitar Rp.40 Miliar.
Menanggapi
hal itu, Ketua Komisi III Zulhardi Zakaria Latif menegaskan, Komisi III DPRD
siap memperjuangkan anggaran sebesar itu. Terlebih lagi, sebagian besar anggota
Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kota Padang duduk di Komisi III.
Meski
demikian, mantan ketua komisi IV ini sangat menyayangkan, bahwa selama ini
Dinas PUPR justeru tidak pernah membicarakan hal itu di komisi III. “Toh, dana
sebesar Rp.40 miliar itu bukanlah anggaran yang cukup besar,” tegas Zulhardi.
Hanya
saja, sebut Zulhardi, DPRD tentu membutuhkan rencana detail anggaran terkait
kebutuhan perbaikan drainase tersebut. “Termasuk kepastian jaminan, bahwa
setelah dianggarkan, kemudian dilakukan pekerjaan, apakah Padang akan terbebas
dari banjir ?’ ungkapnya. (adv)
0 comments:
Posting Komentar