SIBOLGA,
(GemaMedianet.com)
–Kelangkaan
gas elpiji 3kg kembali terjadi di Kota Sibolga. Walhasil, kondisi itu membuat masyarakat
sekitar menjerit. Informasi yang diterima, salah satu penyebab kelangkaan itu
akibat penjualan yang tidak terkontrol.
Gas Elpiji 3 kg tidak hanya dijual di
Kota Sibolga, tetapi juga dijual juga ke daerah tetangga. Selain itu gas
bersubsidi itu diduga telah disalahgunakan. Banyak restoran dan hotel yang
menggunakan gas elpiji 3 kg. "Semestinya, restoran dan hotel itu harus
menggunakan gas elpiji 12 kg, bukan gas 3 kg," ungkap Walikota Syarfi Hutauruk dengan nada prihatin,
Selasa (16/5/2017).
Menurut Syarfi, Pemko akan memberi
tindakan tegas, berupa teguran, dan pencabutan izin, karena pada tabung gas
elpiji 3 kg ini sudah ada tulisan "hanya untuk masyarakat miskin".
Maka itu, masyarakat yang tidak miskin jangan mengaku miskin. "Kita tegas soal ini, supaya hak
orang miskin didahulukan, jangan kita ambil hak mereka. Bagi restoran dan hotel
yang masih mengunakan gas elpiji 3 kg akan kita tindak. Kalau pihak kepolisian
bertindak melalui jalur hukum, maka Pemko akan mencabut izinnya, tapi kita
sosialisasikan dulu," tegasnya.
Menurut Syarfi, pihaknya akan melakukan
razia ke restoran dan hotel. "Kalau ketahuan pakai gas 3 kg, kita lakukan
tindakan, bahkan izinnya akan kita cabut. Ini berlaku untuk restoran dan hotel,
kecuali warung kecil dan pedagang kecil itu masih layak," imbuhnya.
Informasi lainnya, rumah tangga yang
tidak miskin juga ikut menggunakan gas 3 kg, bahkan pegawai ASN juga. "Padahal
mereka (pegawai ASN, red) tidak boleh menggunakan gas 3 kg, punya jabatan atau
tidak punya jabatan. Mereka tidak boleh pakai gas 3 kg. Mereka harus gunakan
gas 5 kg (bright gas)," ungkap Syarfi.
Pemko Sibolga sudah mengeluarkan surat
edaran berupa larangan bagi pegawai ASN, TNI, Polri, BUMN BUMD membeli atau
menggunakan gas 3 kg. Namun, sepertinya surat edaran tersebut tidak berlaku. "Makanya, saya sudah tugaskan
asisten II bersama staf pemerintahan, besok (Rabu, 17 Mei 2017) agar melakukan
sosialisasi ke kecamatan, kelurahan, dan lingkungan, secara simultan melibatkan
agen gas, kepolisian, Disperindag, camat, lurah serta kepling untuk menegaskan
larangan itu," tegasnya.
Syarfi juga menyebutkan, untuk mengatasi
kelangkaan gas elpiji 3 kg menjelang bulan suci Ramadan, Pemko akan menyurati
PT Pertamina untuk menambah kuota. (juniwan/mbd)
0 comments:
Posting Komentar