MOSKWA, (GemaMedianet.com) — Presiden Rusia
Vladimir Putin menegaskan serangan misil Amerika Serikat (AS) di Suriah telah
melanggar hukum internasional. Ia menyatakan, tindakan AS adalah bentuk
penyerangan terhadap satu negara berdaulat. Rusia memperingatkan serangan misil
AS akan menimbulkan konsekuensi serius.
Seperti
dikatakan Juru Bicara Putin, Dmitry Peskov, pada Jumat (7/4/2017), juga
menegaskan bahwa militer Suriah tidak memiliki logistik senjata kimia. Hal itu
telah dikonfirmasi dan disahkan oleh Organisasi Pelarangan Senjata Kimia, unit
khusus Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Menurut Peskov, Putin menilai serangan misil AS pada Suriah merupakan upaya untuk mengalihkan perhatian dari korban sipil di Irak. “Langkah ini secara signifikan merusak hubungan AS-Rusia, yang telah berada dalam keadaan buruk,” kata Peskov.
Pada
Jumat pagi, AS meluncurkan 59 misil Tomahawk pada pangkalan militer Suriah yang
disebut Washington telah digunakan untuk melakukan serangan senjata kimia pada
pemberontak di provinsi Idlib. Serangan misil yang dikecam Rusia dan Iran ini
memicu perdebatan.
“Kami
sangat mengutuk tindakan tidak sah AS. Konsekuensi dari tindakan ini bagi
stabilitas regional dan internasional akan sangat serius,” tambah Wakil Duta
Besar PBB untuk Rusia, Vladimir Safronkov saat berbicara pada rapat Dewan
Keamanan PBB pada Jumat (7/4).
Sementara
para
pengkritik mempertanyakan apakah aksi tersebut sama dengan deklarasi perang dan
mencetuskan, bahwa Trump seharusnya lebih dulu meminta persetujuan Kongres.
"Presiden
melancarkan aksi militer terhadap Suriah tanpa voting Kongres? Ini
inkonstitusional," demikian cuitan Senator Partai Demokrat Tim Kaine di
Twitter.
(bbc/detik)
0 comments:
Posting Komentar