SYDNEY,
(GemaMedianet.com) –
Penampilan Tari Bedoyo Pager Bumi yang digelar pada
gedung pertunjukan berkapasitas lebih dari 300 tempat duduk di Shearwater High
School, Mullumbimby, Australia, (3/4/2017) tampil apik dan memukau publik. Tari
yang dibawakan tim kesenian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tersebut merupakan
hasil kreasi Garin Nugroho, salah satu seniman senior Indonesia.
Bedoyo
Pager Bumi merupakan sebuah tarian yang menceritakan perjalanan 3 orang ksatria
Islam di Tanah Jawa pada awal abad ke-19, untuk mengetahui dan melihat secara
langsung perubahan-perubahan yang dialami masyarakat di tanah Jawa akibat
perubahan jaman.
Alkisah
Yogyakarta pada awal abad ke-19 menghadapi gonjang-ganjing, karena menghadapi
dua perkembangan perubahan jaman. Satu pihak, kolonialis Eropa masuk. Di pihak
lain, Islam yang masuk dari Timur Tengah melahirkan Islam Jawa dan Islam yang
harus mengikuti tata budaya Timur Tengah.
Siang
itu, saat jarum jam menunjukkan pukul 13.45 waktu setempat, sayup-sayup
terdengar di balik tirai panggung pertunjukan suara musik yang tidak asing,
suara musik kendang Sunda. Serta merta masuk dari balik tirai menuju panggung
seorang pria bertopeng, sambil memukulkan Kendang Sunda, seketika pula
riuh tepuk tangan terdengar di seluruh isi ruangan. Riuh tepuk tangan semakin
bergemuruh saat pemusik lainnya mengiringi suara merdu vokalis dan lenggak
lenggok para penari memasuki panggung.
Ya, siang itu lebih dari 300 orang penonton, yang terdiri dari para siswa dan guru Shearwater High School, warga sekitar, dan sejumlah tokoh penting di Byron Shire, seperti Walikota Byron Shire dipukau dengan penampilan epik Tim Kesenian DIY. Hadir di antara penonton juga adalah Konsul Jenderal RI di Sydney, Dr. Yayan G.H. Mulyana beserta isteri.
Ya, siang itu lebih dari 300 orang penonton, yang terdiri dari para siswa dan guru Shearwater High School, warga sekitar, dan sejumlah tokoh penting di Byron Shire, seperti Walikota Byron Shire dipukau dengan penampilan epik Tim Kesenian DIY. Hadir di antara penonton juga adalah Konsul Jenderal RI di Sydney, Dr. Yayan G.H. Mulyana beserta isteri.
Selama
sekitar 45 menit, emosi para penonton benar-benar terbawa dalam penampilan epik
dan sangat artistik di atas panggung. Pada momen tertentu penonton tertawa
terbahak menyaksikan gaya komedi para penari. Di momen lain penonton diam
terpanah saat alunan suara merdu vokalis mempertegas pesan nilai-nilai hidup
dan budaya Jawa yang disampaikan para penari.
Pertunjukan
tari Bedoyo Pager Bumi ini diakhiri dengan sangat brilian melalui penyampaian
satu pesan luhur yang dinubuatkan ketiga Ksatria Islam dalam kisah ini, bahwa
di masa depan Jawa akan penuh konflik dan kekerasan jika orang-orang luar yang
masuk ke tanah Jawa tidak mau, dan tidak mampu hidup bersama di tanah Jawa dan
tidak memahami Budaya Jawa. (em/hms)
0 comments:
Posting Komentar