PADANG, (GemaMedianet.com) — Padang termasuk daerah endemik Demam
Berdarah Dengue (DBD). Pasalnya, sudah tiga tahun berturut-turut terjadi kasus
DBD di Padang. Sekaitan itu Walikota Padang bertekad memerangi DBD di kotanya.
"Kita perangi DBD, masak kalah
dengan nyamuk," tegas H. Mahyeldi Ansharullah Dt Marajo, dalam suatu
kegiatan di Hotel Pangeran Beach Padang Rabu (1/3/2017).
Mahyeldi menyebutkan, sejak tiga tahun
belakangan cukup banyak warga yang menderita DBD. Bahkan jika dihitung-hitung,
kasus DBD sudah terjadi di seluruh kecamatan. Untuk memerangi DBD, walikota lantas
melakukan rapat dengan Dinas Kesehatan Kota Padang serta OPD terkait, Selasa
(28/2) malam di Palanta Kediaman Walikota Padang. Disampaikan walikota ketika
itu bahwa kasus DBD terus meningkat tajam.
"Jumlah penderita pada tahun 2014
sebanyak 666 dan enam orang diantaranya meninggal dunia. Sementara tahun 2015,
penderita mencapai 1126 orang dan delapan meninggal. Tahun 2016, kasus
meningkat hingga mencapai 911 kasus dan sebelas orang meninggal," ungkap
Mahyeldi.
Walikota mengimbau kepada seluruh
perangkat terkait untuk lebih peka dengan kasus ini. DBD harus lekas
ditanggulangi. "Karena kita pelayan masyarakat,
maka menyangkut kesehatan berati menyangkut dengan kepentingan umum, maka perlu
memikirkan bersama terhadap kesehatan masyarakat,” kata Mahyeldi.
Perlu cara khusus dan target tepat dalam
pencegahan DBD. Mulai imbauan dan ajakan, serta melalui slogan yang ditempatkan
di tempat umum. Termasuk program promosi kesehatan guna membangun kesadaran
masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
"Kita perlu meminimalisir. Jangan
kita lihat hanya tentang Pilkada saja yang terpampang di sudut jalan. Padahal
Dinas Kesehatan atau Puskesmas juga dapat menyampaikan tentang bahaya demam
berdarah dan pencegahannya lewat baliho-baliho dan media. Karena menjaga dan
mencegah jauh lebih baik dari pada mengobati," tuturnya.
Cara yang lebih efektif memerangi DBD
yakni dengan mengadakan gotong royong setiap Sabtu di seluruh tempat dan
fogging. Hal ini menurut Mahyeldi merupakan wewenang seluruh pihak untuk
bersama.
Selain itu menurutnya, yang efisien lagi
diadakan goro sabtu disetiap sekolah dan Voging, ini memang bukan wewenang
dinas kesehatan saja, tetapi menjadi tugas semua pihak.
"Salah satu bentuk pencegahan
penyakit DBD adalah melalui kegiatan Goro Bersih Kampung dan Gerakan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang secara rutin dilakukan seminggu sekali.
Dengan tujuan, bisa memutuskan rantai perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti
itu,” papar Mahyeldi.
Walikota menerangkan, bahwa PSN adalah
kegiatan pencegah penularan penyakit DBD melalui kegiatan 4M Plus. Empat M Plus
artinya menutup tempat penampungan air, menguras tempat penampungan air secara
rutin minimal seminggu sekali, mengubur tempat penampungan air yang tidak
terpakai, dan memantau jentik nyamuk seminggu sekali.
“Plus di sini artinya menghindari gigitan
nyamuk menggunakan repelen anti nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk,
melakukan larvasidasi, dan menggunakan kelambu. Perlu diketahui juga bahwa
fogging ( pengasapan ) bukanlah cara efisien menghentikan pekembang biakan
nyamuk DBD. Tapi, dengan cara 4 M tersebut, sangatlah efektif untuk membasmi
perkembang biakan nyamuk DBD itu," ucapnya.
Wako berharap Camat, Lurah, Pimpinan
Puskesmas dan Kepala Sekolah ikut mendukung program ini. Sehingga ke depan
tidak adalagi ditemukan penyakit DBD di daerah ini. (Charlie /AA)
0 comments:
Posting Komentar