SOLSEL, (GemaMedianet.com)
— Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Barat (Sumbar)
menggulirkan program Pengelolaan Hutan untuk kesejahteraan perempuan di dua
nagari di Solok Selatan (Solsel).
"Masing-masing
nagari Lubuak Malako dan nagari Padang Ganting. Program ini merupakan bagian
dari program Millenium Challenge Account Indonesia untuk mengentaskan
kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi," kata Direktur Walhi Sumbar,
Uslaini baru-baru ini.
Menurutnya,
pihaknya berkonsorsium dengan Yayasan Women Research Institute yang berkantor
di Jakarta. "Wilayah dampingan kami ada di dua Kabupaten yakni Solsel dan
Pessel. Untuk Pessel kami bekerja di nagari Barung Barung Belantai Selatan dan
nagari Kapujan Koto Berapak," tambahnya.
Salah satu
bentuk nyata program tersebut adalah memberikan pendampingan pada kelompok-
kelompok perempuan untuk budidaya tanaman Pala dan Kakao. "Selanjutnya
kita akan dampingi proses pengolahan menjadi produk yang bisa dipasarkan oleh
kelompok melalui koperasi yang dibentuk," ungkapnya.
Selain itu
imbuhnya, kita juga mendampingi nagari untuk pengurusan izin hutan nagari yang
merupakan bagian dari program Perhutanan Sosial. "Kita mendampingi empat
nagari dampingin bisa mendapatkan izin, mengelola secara legal dan mendapatkan
manfaat ekonomi dari kawasan hutan mereka," tandasnya.
Sebelumnya, dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Walinagari Lubuak Malako, Riono Pendri
mengatakan pihaknya melakukan upaya budidaya tanaman kakau yang ditanam ditiap
perkebunan masyarakat. "Kita nanti tidak sekedar budidaya kakau namun juga
mengolah kakao menjadi coklat yang siap dikonsumsi dan menjadi khas oleh-oleh
dari Lubuk Malako," katanya.
Menurutnya,
dengan adanya beberapa objek wisata alam di sekitar nagari seperti objek gua
dan air terjun dimana sebelum sampai lokasi melewati nagari yang dipimpinnya.
"Nah, ini merupakan peluang yang cukup menjanjikan bagi masyarkat apabila
objek wisata tersebut ramai dikinjungi wisatawan lokal maupun dari luar.
Sehingga, produk-produk UMKM yang dihasilkan bisa dijadikan buah tangan
pelancong. Kita akan buatkan sentra pusat oleh-olehnya," tambahnya.
Ia meyakini,
alternatif untuk meningkatkan usaha masyarakat tersebut akan berdampak dalan
waktu yang panjang dan secara otomatis meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Kita melihat tanam sawit sudah mulai berdampak terhadap pasokan air
sehingga perlu terobosan yang berdampak jangka panjang," tuturnya.
Untuk
mewujudkan itu, pihaknya tengah melakukan kajian dan evaluasi dengan pihak
ketiga baik itu LSM maupun akademisi. "Sebelum memulai tentu perlu kita
kaji lebih dahulu setidaknya kita sudah menggandeng Walhi Sumbar untuk
melakukan kajian baik itu untuk pengelolaan hutan nagari maupun budidaya
kakao," jelasnya. (Okt/Rel)
0 comments:
Posting Komentar