PADANG
ARO, (GemaMedianet.com) –
Jumlah tenaga guru madrasah yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) di bawah
naungan Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Solok Selatan (Solsel) masih minim dibanding
dengan sekolah umum baik berstatus negeri maupun swasta.
Kepala Kementerian Agama Solok Selatan,
Syahrul. M mengatakan, kebanyakan tenaga guru di madrasah mulai Madrasah
Ibtidaiyah (MI) hingga Madrasah Aliyah (MA) masih berstatus tenaga honorer.
“Hampir menyeluruh disetiap sekolah madrasah di Solok Selatan kekurangan guru ASN, sebagai solusinya kita tambah dengan
guru honorer,” ungkapnya.
Ia mengatakan, sebagai contoh MAN 1 Solok
Selatan yang jumlah muridnya 180 orang, hanya mempunyai 7 guru ASN dan 2
Pegawai Kantor selebihnya honorer. “Bahkan ada di MTsN Lubuk Malako hanya
mempunyai 3 Guru ASN, yaitu 1 kepala sekolah dan 2 guru selebihnya tenaga
honorer,” ulasnya.
Ia menyebutkan , hal itu disebabkan oleh
jatah guru untuk Solok Selatan hanya sebanyak itu. Saat ini dari 15 sekolah
madrasah mulai dari ibtidaiyah sampai aliyah di Solsel hanya memiliki 158 orang
guru ASN.
Namun demikian, dengan minimnya jumlah
tenaga pendidik yang berstatus ASN tidak berdampak pada kualias dari proses
belajar mengajar (PBM) dan prestasi-prestasi yang dicapai disekolah.
“Alhamdulillah, walaupun kita kekurangan guru PNS, sekolah kita seluruhnya
sudah akreditasi A,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah
(Kakanwil) Provinsi Sumatera Barat yang diwakili oleh Kasubag TU Bustari, saat
menghadiri Rapat Kerja Kementerian Agama Kab. Solok Selatan yang diadakan di
Hotel Pesona Alam Sangir, Selasa (28/2/2017) mengatakan, Kakanwil Provinsi
Sumatera Barat menyadari bahwa banyak terjadi kekurangan tenaga pendidik untuk
sekolah madrasah. Bahkan tidak hanya di Solok Selatan, namun di Kabupaten/Kota
lainnya di Sumbar juga kekurangan tenaga pendidik yang berstatus ASN.
“Cuma di Kementerian Agama tidak saja satu
madrasah yang kekurangan tenaga pendidik, se Sumatera Barat ada beberapa
madrasah yang seperti itu,“ ungkapnya.
Ia mengatakan, untuk dua tahun terakhir
ini rekrutmen CPNS itu ditiadakan. Ia berharap, nantinya akan dibuka lagi
rekrutmen CPNS pada tahun 2017 atau 2018. “Tapi informasi yang pasti dan
konkrit belum kita terima,” imbuhnya.
Ia menuturkan, sebagai solusinya
kementerian agama memakai tenaga honorer sebagai tenaga tambahan untuk membantu
proses belajar mengajar di setiap madrasah. Sedangkan untuk gaji tenaga honorer
dibayarkan melakui dana DIPA dan dana BOS di masing-masing madrasah.
“Untuk
pembayaran gaji tenaga honorer di yayasan diatur oleh masing-masing yayasan,
kalau sekolah negeri punya dana Dipa dan dana BOS, diambillah persentase dari dana
BOS untuk membayar tenaga honorer,” tutupnya. (okt)
0 comments:
Posting Komentar