PADANG, (GemaMedianet.com) – SLANG terpasang di hidung Wahyu Anugrah
Pratama. Sesekali ibunya, Masriani memasukkan susu formula melalui slang
tersebut. Melalui ujung slang itulah makanan dapat masuk ke dalam perut Wahyu
setiap hari.
Sebab putra Masriani ini mengalami
kelainan sejak lahir. Yakni tidak memiliki langit-langit (sumbing langit mulut)
atau dalam istilah kedokteran dikenal dengan "flafaring".
Di samping sumbing langit mulut, Wahyu
juga menderita kebocoran katup jantung, dan sindrom Edward (kelainan kromosom
di sel tubuh). Kendati makan melalui slang, pertumbuhan fisik Wahyu terbilang
baik. Wahyu nampak segar. Hanya saja orangtua Wahyu yang sehari-hari berjualan
roti dorong-dorong keluar masuk kampung, tidak mampu membawa anaknya berobat
untuk mengatasi penyakit tersebut. Sebab penghasilannya hanya Rp.70 ribu
sehari. Dengan uang Rp.70 ribu sehari itulah Oktavianus mendayung kehidupannya
sehari-hari.
Sebenarnya, Oktavianus dan Masriani
bukannya tidak pernah mencoba mengatasi penyakit anaknya. Pasangan ini sudah
mencoba mengobati anaknya ke mana-mana. Pernah dirawat di RS Sitti Rahmah, RSUP
M. Djamil, dan rumah sakit lainnya.
Setiap kali masuk rumahsakit, Wahyu harus
dirawat inap dalam jangka waktu lama dan mengeluarkan biaya cukup besar.
Sehingga sangat menguras harta yang dikumpulkannya dari berjualan Pecel Lele
yang dilakoni sebelumnya.
Dengan berjualan Pecel Lele itu,
Oktavianus sempat mengumpulkan uang, sehingga mampu beli rumah dan kendaraan.
Demi kesembuhan anak semata wayangnya ini, Oktavianus rela menjual rumah dan
kendaraannya.
Jika dulu Oktavianus punya rumah sendiri
di Seberang Padang, kini dia tidak punya apa-apa lagi. Dan terpaksa menumpang
di rumah kakak istrinya di Aur Duri, Kampung Durian, Kecamatan Padang Timur.
"Demi anak, nyawa pun saya
berikan," tekad Oktavianus.
Yang sangat memotivasi Oktavianus untuk
menanggulangi kelainan putra semata wayangnya ini karena istrinya Masriani
sudah tujuh kali hamil. Namun melahirkan dalam keadaan tidak sempurna. Mulai
dari keguguran, sampai ke melahirkan. Namun bayinya hanya berusia beberapa hari
saja. Sebab menurut hasil pemeriksaan dokter, di dalam rahim Masriani terdapat
semacam virus yang jika masih hamil, Masriani tetap melahirkan anak yang tidak
sempurna.
Karena sudah berkali-kali melahirkan
dalam keadaan tidak sempurna, pasangan ini sempat putus asa. Pada kehamilan
ketujuh inilah lahir anaknya dalam keadaan fisik agak sempurna, namun memiliki
tiga kelainan sekaligus.
"Wahyu nafas bagi keluarga kami,
saya ingin Wahyu tumbuh besar seperti anak lainnya, meski bertumbuh apa
adanya," ujar Oktavianus dibenarkan istrinya.
Pada 6 Februari lalu, Wahyu dirawat di
RSUP M. Djamil Padang. Menurut dokter, Wahyu mesti dirujuk ke RS Khusus Jantung
Harapan Kita, Jakarta. Mendengar kata dokter, pasangan ini bagai disambar
petir. Tak terbayangkan berapa biaya yang harus disediakan dan dari mana harus
dicarikan biaya untuk ke Jakarta.
Selasa kemarin (21/2/2017), anggota DPRD
Kota Padang Helmi Moesim, Dinas Kesehatan, dan Lurah setempat mengunjungi
keluarga Oktavianus. Helmi Moesim sempat menyerahkan bantuan.
Helmi Moesim mensupport pasangan ini
untuk tabah dan bersemangat untuk kesembuhan dan kesempurnaan anaknya.
"Tetap semangat ya, dan jangan putus
asa untuk kesembuhan Wahyu," pesan Helmi kepada Oktavianus dan Masriani.
Sementara Kepala Puskesmas Andalas, dr
Mela Aryati yang ikut hadir di rumah keluarga ini mengatakan, bayi dengan
kelainan yang seperti ini usia maksimal hanya satu tahun. Sedangkan usia Wahyu
sudah mencapai 1 tahun 9 bulan.
"Dalam kasus Wahyu, ini termasuk
luar biasa, surprise buat keluarga ini," kata Mela.
Kini prioritas utama bagi Wahyu, sesuai
rujukan dokter adalah penanggulangan kebocoran katup jantung. Untuk itulah
Wahyu harus dirujuk ke RS Khusus Jantung Harapan Kita, Jakarta.
Karena padatnya acara, Walikota Padang H.
Mahyeldi Ansyarullah Dt Marajo belum sempat mengunjungi pasangan keluarga ini
bersama rombongan anggota DPRD Helmi Moesim, Selasa kemarin itu.
Namun dari
balik gagang teleponnya, Mahyeldi memerintahkan Baznas agar meninjau dan
membantu keluarga ini. Dan pihak Baznas pun telah berjanji besoknya (Rabu ini)
untuk meninjau sekaligus membantu keluarga tersebut.
Pasangan ini juga berharap uluran tangan
dari dermawan dan masyarakat yang tersentuh hatinya. (Charlie Ch. Legi)
0 comments:
Posting Komentar