SOLSEL,
(GMn)— Solok Selatan (Solsel) layak
disebut daerah seribu air terjun. Sungguh banyak destinasi alam berupa air
terjun di sini. Sebut saja yang telah booming Air Terjun Tansi Ampek, Air
Terjun Kembar, disamping beberapa lagi air terjun lainnya.
Bahkan, ada satu lagi air terjun yang tak kalah menawan dengan ketinggian sekitar 25-30 meter yang terletak di Pinti Kayu Gadang, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh (KPGD) bernama Air Terjun Lambeh.
Bagian
Humas Sekdakab Solsel bersama awak media dan gabungan pegiat wisata lokal serta
komunitas Fotografer yang melakukan ekpsedisi pada Minggu, (22/1/2017) ke
Lambeh ingin menyaksikan langsung keberadaan air terjun itu. Hal itu disebabkan
para netizen banyak yang mengunggah foto-foto keindahannya yang membuat muncul
rasa penasaran.
"Kita
mengajak rekan-rekan karena ingin menyaksikan langsung keindahan air terjun
Lambeh yang biasanya hanya melihat foto saja dari media sosial. Disamping itu
ekspedisi ini juga bertujuan untuk mendukung promosi wisata Solsel sesuai
program unggulan Pemkab Solsel," kata Kasubag Protokol, Acara dan Tamu
Sekdakab Solsel, Riri Tyhson.
Untuk
sampai ke lokasi dari Kota Padang dibutuhkan waktu sekitar 4- 5 jam perjalanan
menggunakan kendaraan atau sekitar 120 kilometer (km). "Sedangkan untuk
masuk ke lokasi hingga batas jalan yang bisa dilalui roda dua, kami harus
berjalan sekitar 3 km dengan medan yang cukup tajam, menaiki bukit hingga
ketinggian sekitar 500-800 meter," kata Tyhson.
Namun,
semua terbalaskan setelah sampai di lokasi Nyarai Lambeh, katanya. "Hutan
yang masih asri ditambah dengan indahnya pemandangan. Kita cukup
menikmati," ucapnya.
Sebelumnya,
Pengamat Lingkungan, Dedi Hermon mengatakan, pengembangan wisata alam bertujuan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, pelestarian lingkungan dan sumber
daya alam dan memajukan budaya serta citra daerah.
“Sehingga,
pengembangan pariwisata alam harus bersifat edukatif yang bermuara pada sinergi
antara masyarakat, pengelola, pemerintah, swasta dan dunia pendidikan dalam
upaya pengelolaan wisata alam berkelanjutan,” terangnya.
Ia
berpendapat, kawasan wisata alam sebagai laboratorium alam untuk proses
pembelajaran dan pendidikan bagi masyarakat. “Solsel daerah yang sangat asri
bentang alamnya dipengaruhi patahan semangko dan ekologi hutan tropis, sehingga
memberikan keindahan alam berupa Goa, Air Terjun dan lainnya,” katanya.
Kearifan
lokal juga berperan menciptakan wisata yang religius sebab katanya, ada sanksi
adat bagi oknum yang merusak moral serta yang merusak lingkungan. ”Jadi aturan
yang tegas berbasis kearifan lokal bisa membuat wisata alam yang lestari berkelanjutan.
Dan tujuan berdampak terhadap peningkatan PAD untuk kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
(okt)
0 comments:
Posting Komentar