PADANG, (GemaMedianet.com) —Kawasan Batang Arau Kecamatan Padang Selatan Kota Padang yang sebelumnya merupakan kawasan kumuh perkotaan, kini telah jauh berubah.
Lewat Program KOTAKU Provinsi Sumatera Barat, Kawasan yang dialiri sungai Batang Arau sebelumnya terlihat kumuh dan kurang indah dipandang kemudian disulap menjadi lokasi kawasan wisata terpadu, dan dipastikan hal ini akan mendatangkan berkah bagi penduduk yang semula hanya mengandalkan mata pencarian sebagai nelayan.
Kepala Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman (Satker Bangkim) Provinsi Sumatera Barat, Zulherman mengatakan, untuk Provinsi Sumatera Barat target penanganan kumuh berdasarkan SK kepala daerah adalah seluas 612.885 Hektare yang tersebar pada beberapa kabupaten dan kota lewat dampingan Program KOTAKU Provinsi Sumatera Barat. Diantaranya Kabupaten Agam seluas 85,500 Hektare (Ha), Kota Bukittinggi seluas 30,600 Ha, Kota Padang Panjang seluas 52,384 Ha, Kota Pariaman seluas 109,410 Ha, Kota Payakumbuh 59,000 Ha, dan Kota Solok seluas 168,031 Ha.
Sementara untuk Kota Sawahlunto, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Sijunjung belum ada kawasan kumuh yang di SK-kan oleh kepala daerah. "Dengan demikian lokasi ini termasuk pada lokasi pencegahan kumuh," ujar Zulherman.
Ia juga menyebutkan, Satker Bangkim Provinsi Sumatera Barat sebagai implementasi percepatan penanganan kumuh, Program Kotaku akan melakukan peningkatan kualitas, pengelolaan serta pencegahan timbulnya permukiman kumuh baru, dengan kegiatan-kegiatan pada entitas desa/kelurahan, serta kawasan dan kabupaten/kota.
Khusus Kota Padang, pada kawasan dengan aliran Sungai Batang Arau ini pada bagian muaranya membagi kawasan di Kota Padang dengan bukit yang dikenal dengan nama Gunung Padang, dan pada muara sungai ini juga terdapat sebuah pelabuhan yang bernama Pelabuhan Muara dan Sungai Batang Arau berhulu sampai pada kawasan Bukit Barisan.
Kawasan Batang Arau yang terletak di Kecamatan Padang Selatan ini merupakan kawasan padat penduduk dengan tingkat populasi tinggi. Sebelum pelaksanaan kegiatan rekonstruksi, kawasan Batang Arau dikenal sebagai kawasan kumuh perkotaan. Kegiatan penanganan kumuh ini meliputi pembangunan infrastruktur serta pendampingan sosial dan ekonomi untuk keberlanjutan penghidupan masyarakat yang lebih baik di lokasi permukiman kumuh.
Tujuan umum program ini adalah untuk meningkatkan akses terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar di permukiman kumuh perkotaan untuk mendukung perwujudan permukiman perkotaan yang layak huni, produktif, dan berkelanjutan. Dalam memperbaiki akses masyarakat terhadap infrastruktur dan fasilitas pelayanan di permukiman kumuh perkotaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di perkotaan melalui pencegahan dan peningkatan kuliatas dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, berbasis masyarakat, dan partisipasi pemerintah daerah.
“Kita mengharapkan adanya komitmen pemda dan stakeholder terkait, dalam menggalang aksi kolaborasi penanganan dan pencegahan kawasan kumuh guna mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan di Provinsi Sumatera Barat," terangnya.
Saat ini predikat tersebut telah tertanggal dari tubuh Batang Arau dan sebaliknya, saat ini kawasan Batang Arau telah menjadi salah satu titik kawasan favorit kunjungan wisatawan domenstik di Kota Padang.
Di awal tahun 2018, Pemerintah pusat melalui kementerian PUPR telah mengucurkan anggaran sebesar Rp.25 Miliar lebih untuk penataan kawasan pemukiman kumuh di Kelurahan Batang Arau Kecamatan Padang Selatan Kota Padang Provinsi Sumbar ini yang sekaligus merupakan proyek percontohan, dan memiliki nilai terbesar dibanding dengan proyek serupa yang ada pada tahun ini.
Di awal tahun 2018, Pemerintah pusat melalui kementerian PUPR telah mengucurkan anggaran sebesar Rp.25 Miliar lebih untuk penataan kawasan pemukiman kumuh di Kelurahan Batang Arau Kecamatan Padang Selatan Kota Padang Provinsi Sumbar ini yang sekaligus merupakan proyek percontohan, dan memiliki nilai terbesar dibanding dengan proyek serupa yang ada pada tahun ini.
"Seperti Tugu Kapal dengan latar lukisan tiga dimensi, sebagai wisata sejarah, yang menceritakan keseharian penduduk sekitar yang mencari nafkah dengan cara melaut,” ujarnya.
Pihaknya untuk melakukan pencapaian program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) di tingkat kabupaten kota Provinsi Sumatera Barat serta inventarisasi dan capaian kolaborasi kegiatan pencegahan dan peningkatan kualitas kawasan kumuh masing-masing kabupaten/kota dan provinsi.
Walhasil, semua upaya yang dilakukan tidak sia-sia. sentuhan pembangunan tersebut telah menjadi sepuhan perhiasan yang menambah kilauan indahnya panorama alam Batang Arau, sebagai pintu gerbang wisata laut Pantai Air Manis.
Suksesnya sebuah kegiatan perkerjaan pembangunan tentu tak lepas dari komunikasi yang baik dan intens antara Owner, pihak pengawas, juga dukungan masyarakat sekitar. Dan bagian inti yang paling terpentingnya adalah perkerjaan tersebut dilaksanakan oleh perusahaan kontraktor profesional dan berpengalaman.
Kalaborasi antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Satker Pengembangan Kawasan Pemukiman (Satker Bangkim) Provinsi Sumatera Barat dan PT.Mari Bangun Nusantara JO PT.Mari Bangun Persada Spesialis selaku kontraktor pelaksana sebagai pemenang lelang telah membuahkan hasil yang sangat maksimal.
“Wajah Batang Arau telah berubah secara drastis, dan titik kawasan kumuh yang ada di Sumbar saat ini nyata sudah berkurang. Dengan kondisi Batang Arau seperti saat ini, secara otomatis akan membawa dampak baik bagi perekonomian masyarakat sekitar, karena kawasan ini telah ramai dikunjungi wisatawan domestik. "Masyarakat bisa berjualan di sepanjang kawasan ini, namun lokasi berjualan juga perlu ditata agar tidak semberaut,” katanya.
Melalui sentuhan tangan-tangan profesional teknik PT.Mari Bangun Nusantara JO PT.Mari Bangun Persada Spesialis, Batang Arau yang kumuh telah di sulap menjadi lokasi kawasan wisata terpadu, dan dipastikan hal ini akan mendatangkan berkah bagi mereka penduduk yang semula hanya mengandalkan mata pencarian sebagai nelayan.
Salah seorang warga sekitar yang sempat diwawancara media ini, Chandra (45) merasa sangat senang dengan adanya program ini. Dimana sebelumnya lokasi sepanjang sungai Batang Arau ini dulunya kumuh, sekarang sudah berubah menjadi indah dan asri.
“Saya mewakili masyarakat Batang Arau sangat berterimakasih sekali dengan adanya program KOTAKU. Ini merupakan kado terindah yang kami terima di Hari Bhakti PU ini,” ujar Chandra yang juga aktivis lingkungan ini. (adv/em)
0 comments:
Posting Komentar